Bakhildijadikan oleh syaithan sebagai jalan untuk menuju jalan ke neraka. Dalil yang melarang dari perbuatan bakhil di antaranya adalah QS Al Isra: 29-30 dan hadis Nabi SAW yang artinya: 29. dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.

- Islam mendorong umatnya untuk mempraktikkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Ajaran tentang akhlak ini tertuang dalam banyak nas Al-Quran dan hadis. Bahkan, misi ajaran Islam adalah untuk menyempurnakan akhlak umat manusia. Hal ini tergambar dalam sabda Rasulullah SAW "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak," Baihaqi. Urgensi akhlak dalam Islam hadir dalam bentuk disiplin ilmu tersendiri, yaitu ilmu akhlak, sebagaimana dilansir NU Online. Kadang kala, ia diintegrasikan dengan tasawuf dan filsafat karena berhubungan erat dengan konsep etika dan moralitas dalam Islam. Dari sisi bahasa, akhlak artinya budi pekerti atau kelakuan seseorang. Sementara itu, berdasarkan istilah, akhlak berarti kumpulan sifat yang dimiliki seseorang yang melahirkan perbuatan baik dan buruk akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah. Ulama besar dan filosof Islam Al-Ghazali mendefinisikan akhlak sebagai sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang, darinya lahir perbuatan yang mudah tanpa pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Cakupannya luas, mulai dari hubungan hamba dengan Tuhannya vertikal dalam bentuk ritual keagamaan, dalam bentuk pergaulan sesama manusia horizontal, dan juga sifat serta sikap yang terpantul terhadap semua makhluk alam semesta. Ayat-ayat Al-Quran tentang Akhlak Dalil mengenai akhlak ini tertera dalam banyak ayat Al-Quran, di antaranya adalah sebagai berikut. 1. QS. Surah Al Baqarah Ayat 152-153فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ Bacaan latinnya "Fażkurụnī ażkurkum wasykurụ lī wa lā takfuruun"Artinya "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku," QS. Al-Baqarah [2] 152. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ Bacaan latinnya "Yā ayyuhallażīna āmanusta'īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, innallāha ma'aṣ-ṣābirīn"Artinya "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar," QS. Al-Baqarah [2] 153. 2. QS. Surah Al-A’raf Ayat 199خُذِ الۡعَفۡوَ وَ اۡمُرۡ بِالۡعُرۡفِ وَ اَعۡرِضۡ عَنِ الۡجٰہِلِیۡنَ Bacaan latinnya "Khudzil afwa wa’mur bil urfi waa’ridh anil jaahiliina"Artinya "Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh," QS. Al-A’raf [7] 199. 3. QS. Surah Al-'Ankabût Ayat 45اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ Bacaan latinnya "Utlu mā ụḥiya ilaika minal-kitābi wa aqimiṣ-ṣalāh, innaṣ-ṣalāta tan-hā 'anil-faḥsyā`i wal-mungkar, walażikrullāhi akbar, wallāhu ya'lamu mā taṣna'uun"Artinya "Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab Al-Quran dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah salat adalah lebih besar keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan," QS. Al-'Ankabût [29] 45. 4. QS. Surah Al-Anbiya’ Ayat 83وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ Bacaan latinnya "Wa-ai-yuuba idz naada rabbahu annii massaniyadh-dhurru wa-anta arhamurraahimiina"Artinya "Dan ingatlah kisah Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang'," QS. Al-Anbiya [21] 83. 5. QS. Surah Yusuf Ayat 87Bacaan latinnya "Yā baniyyaż-habụ fa taḥassasụ miy yụsufa wa akhīhi wa lā tai`asụ mir rauḥillāh, innahụ lā yai`asu mir rauḥillāhi illal-qaumul-kāfiruun"يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ Artinya "Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir," QS. Yusuf [12] 87.Baca juga 114 Nama Surah di Al Quran & Artinya dari Al Fatihah sampai An-Nas Rangkuman PAI Bukti Kemuliaan Manusia dalam Al-Quran & Dalilnya - Sosial Budaya Kontributor Abdul HadiPenulis Abdul HadiEditor Dhita Koesno
a Akhlak Mazhmumah (akhlak tercela) Dalam pembahasan ini, akhlak tercela didahulukan terlebih dahulu dibandingkan dengan akhlak terpuji agar kita dapat melakukan terlebih dahulu usaha takhliyyah, yaitu mengosongkan dan 37 A. Zainuddin dan Muhammad Jamhari, Al-Islam 2 ; Muamalah dan Akhlaq, (Bandung : Pustaka Setia, 1999), h. 77-78.
- Akhlak Rasulullah SAW sangatlah mulia. Sebagai umatnya, sudah selayaknya meniru akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara meniru akhlak Rasulullah SAW adalah menjauhi apa yang dilarangnya. Baca Juga 3 Tips Agar Mendapatkan Ilmu Dengan Mudah Menurut Ibnu Hazm Karena mengikuti perintah dan anjuran nabi adalah jalan keselamatan di dunia dan akhirat. Rasulullah shallallahu alaihi wa bersabda, إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانَا. “Jauhilah oleh kalian perbuatan buruk sangka, karena buruk sangka itu adalah ucapan yang paling dusta. Baca Juga Wisuda Quran PPA Ibnu Katsir Jember, 39 Hafizh-Hafizhah Diwisuda Dan Dihadiri Pejabat Tinggi Kabupaten Jember Dan janganlah kalian mencari-cari aib kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi saling menjauh dan bermusuhan,pent, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” Sumber HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim no. 2563 dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Terkini Innamabuistu liutammima makarimal akhlak merupakan hadits menyempurnakan akhlak. Sedikit penjelasan tentang hadis, hadis dalam bahasa arab berarti berbicara, perkataan, percakapan. Hadis disebut juga sebagai sunnah, adalah perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan landasan syariat Islam.
Tidak ada yang lebih buruk daripada akhlak tercela. Apapun agamanya, orang yang memiliki akhlak tercela akan dikecam oleh banyak orang. Akhlak tercela merusak pada lingkungan masyarakat, lingkungan kerja, lingkungan pendidikan, dan komunitas sosial lainnya. Ahnaf bin Qais–komandan militer–yang masuk dalam generasi tabi’in meski lahir di masa Nabi Muhammad saw hidup menyebut akhlak tercela dan mulut kasar sebagai penyakit paling berbahaya sebagaimana dikutip Imam Al-Mawardi berikut ini وقال الأحنف بن قيس ألا أخبركم بأدوأ الداء؟ قالوا بلى قال الخلق الدني واللسان البذي Artinya, “Ahnaf bin Qais mengatakan, Maukah kalian kutunjuki penyakit paling berbahaya?’ Tentu,’ jawab muridnya. Akhlak tercela yang rendah dan mulut kasar,’ jawab Ahnaf,” Al-Mawardi, Adabud Duniya wad Din, [Beirut, Darul Fikr 1992 M/1412 H], halaman 177. Akhlak tercela juga berpotensi menjauhkan seseorang dari rezeki. Akhlak tercela pada seseorang membuat orang lain tidak nyaman dan menjaga jarak karena pertimbangan akhlak tercela tersebut. Jarak inilah yang membuat jalan rezeki kepada orang yang berakhlak tercela menjadi sepi. وقال بعض الحكماء من ساء خلقه ضاق رزقه وعلة هذا القول ظاهرة Artinya, “Sebagian orang bijak bestari berkata, Siapa saja yang buruk akhlaknya, niscaya akan sempit rezekinya. Sebabnya tentu sudah jelas,’” Al-Mawardi, 1992 M/1412 H 177. Yang jelas, akhlak terpuji mengantarkan pada kebahagiaan, kelapangan hati, dan ketenangan batin. Akhlak terpuji membawa keselamatan kepada semua orang. Sedangkan akhlak tercela mengantarkan pada petaka dan musibah belaka. Akhlak tercela membawa manusia pada posisi sulit. وقال بعض البلغاء الحسن الخلق من نفسه في راحة، والناس منه في سلامة والسيئ الخلق الناس منه في بلاء ، وهو من نفسه في عناء Artinya, “Sebagian orang bijak bestari berkata, Akhlak terpuji itu sendiri berada dalam kebahagiaan. Orang yang berakhlak terpuji berada dalam keselamatan. Sedangkan orang yang berakhlak tercela berada dalam musibah. Ia sendiri berada dalam kesulitan,’” Al-Mawardi, 1992 M/1412 H 177. Demikian sejumlah nasihat dari Imam Al-Mawardi seputar akhlak tercela. Nasihat ini patut menjadi peringatan bagi kita semua untuk berusaha menjauhkan diri dari akhlak tercela. Wallahu a’lam. Alhafiz Kurniawan
AYATAL QURAN TENTANG AKHLAK MULIA â€" ISLAM AL QURAN INFO. DALIL DALIL TENTANG AKHLAK SITI RAHMAYANTI. DALIL KHITAN PUSAT merupakan sumber sumber hukum dalam Islam yaitu Al Qur’an dan Al Hadits ' 'Hadits Tentang Akhlak GORESAN SANG PENCARI KEARIFAN June 7th, 2018 - Dalam Islam akhlak merupakan sistem nilai yang merupakan
Akhlak tercela merupakan perbuatan yang tidak di ridhoi Allah swt. dikarenakan perbuatan ini adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah. Dalam al-Qur’an sangat jelas bahwa orang berperilaku tercela akan dilaknat oleh Allah swt. seperti halnya orang yang hanya menyuruh tanpa berbuat dalam hal agama. untuk lebih jelasnya langsung saja baca dibawah ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhlak tercela merupakan perbuatan yang tidak di ridhoi Allah swt. dikarenakan perbuatan ini adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah. Dalam al-Qur’an sangat jelas bahwa orang berperilaku tercela akan dilaknat oleh Allah swt. seperti halnya orang yang hanya menyuruh tanpa berbuat dalam hal agama. Jadi orang yang hanya menyuruh tanpa melakukan apa yang ia katakan, maka Allah akan melaknatnya dan membenci orang tersebut. Untuk itu segeralah meminta ampun dan bertawakkallah kepada Allah swt. Rasulullah telah mencontohkan tentang bagaimana kita bersikap terlebih dahulu sebelum memerintah terhadap orang lain, seperti suksesnya beliau dalam memimpin dunia ini. B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi Akhlak Tercela ? 2. Ayat al-Qur’an dan Hadits yang berkenaan dengan Akhlak Tercela ? 3. Apa saja macam-macam Akhlak Tercela ? 4. Bagaimana upaya menghindari sifat tercela ? 5. Apa saja kerugian orang mempunyai Akhlak Tercela ? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui apa itu Akhlak Tercela 2. Ayat sifat tercela menurut al-Qur’an dan Hadits. 3. Untuk mengetahui macam-macam Akhlak Tercela 4. Upaya menghindari sifat tercela 5. Kerugian memiliki Akhlak Tercela BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Akhlak Tercela Yang dimaksud dengan akhlak tercela adalah sifat, perilaku dan perbuatan yang merugikan kepada diri sendiri dan orang lain. Dalam pandangan al-Ghazali, akhlak yang tercela disebut dengan al Mazdmumah, yaitu segala perilaku yang dicela oleh Allah dan makhluk. [1] Dalam al-Qur’an disebutkan, bahwa manusia memiliki akhlak karena ia memiliki nafsu yang mengajaknya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Tercela” diartikan sesuatu yang tidak pantas. Jadi, jelas bahwa akhlak tercela adalah memang merupakan perbuatan yang sangat tidak pantas bagi manusia dikarenakan pada hakikatnya manusia adalah suci. Allah swt. selalu memerintahkan kebaikan kepada hambanya, namun ada saja orang yang melalaikan perintah-Nya. Sesuai dengan firman-Nya أَتَأۡمُرُونَ ٱلنَّاسَ بِٱلۡبِرِّ وَتَنسَوۡنَ أَنفُسَكُمۡ وَأَنتُمۡ تَتۡلُونَ ٱلۡكِتَٰبَۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ ٤٤ Mengapa kamu suruh orang lain mengerjakan kebaktian, sedang kamu melupakan diri kewajibanmu sendiri, padahal kamu membaca al-Kitab Taurat? Maka tidaklah kamu berpikir.[2] Sedangkan dalam ayat yang lain Allah berfirman يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفۡعَلُونَ ٢ كَبُرَ مَقۡتًا عِندَ ٱللَّهِ أَنْ تَقُولُواْ مَا لَا تَفۡعَلُونَ ٣ 2. Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan 3. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.[3] Penjelasan ayat Mereka yang tidak menyucikan Allah swt., menyimpang dari sistem yang berlaku dan menyendiri padahal semua menyucikan-Nya, sungguh sikap merekea itu harus diluruskan. Kaum beriman telah menyadari hal tersebut, bahkan ada yang telah menyatakan siapnya berjuang dalam rangka menyucikan Allah, tetapi ketika tiba saatnya, mereka mengingkari janji. Ayat di atas mengecam mereka dengan memanggil mereka dengan panggilan keimanan sambil menyindir bahwa dengan keimanan itu mestinya tidak berlaku demikian. Allah berfirman Hai orang-orang yang mengaku beriman, kenapa kamu mengatakan yakni berjanji akan berjihad atau mengapa kamu mengucapkan apa yang tidak kamu perbuat yakni tidak sesuai dengan kenyataan? Amat besar kemurkaan di sisi Allah, bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat. Setelah menyebut apa yang dibenci Allah, disebutnya apa yang disukai-Nya dengan mengatakan Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berjuang dijalan-Nya yakni untuk menegakkan agama-Nya dalam bentuk satu barisan yang kokoh yang saling kait-berkait dan menyatu jiwanya lagi penuh disiplin seakan-akan mereka kukuh dan saling berkaitannya satu dengan yang lain bagaikan bangunan yang tersusun rapi. Dalam pengantar surat ini, penulis telah kemukakan riwayat at-Tirmidzi tentang turunnya surah ini. Dengan demikian surah di atas dapat dinilai sebagai kecaman yang ditujukan kepada mereka yang berjanji akan berjihad tetapi ternyata enggan melakukannya. Ibn Katsir dalam tafsirannya menuturkan bahwa mayoritas ulama menyatakan bahwa ayat ini turun ketika kaum muslimin mengaharapkan diwajibkannya jihad atas mereka, tetapi ketika Allah mewajibkannya mereka tidak melaksanakannya. Dengan demikian ayat ini serupa denga firman-Nya dalam QS. al-Baqarah 2 246 yang berbicara tentang orang-orang Yahudi yang satu ketika mengaharap diizinkan untuk berperang tetapi “Tatkala perang diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali sedikit diantara mereka.” Riwayat lain menyatakan bahwa ayat di atas turun sebagai kecaman terhadap mereka yang mengatakan “Kami telah membunuh musuh, menikam, memukul dan telah melakukan ini dan itu.”, padahal merek atidak melakukannya. Dengan demikian ayat di atas mengecam juga orang-orang munafik yang mengucapkan kalimat syahadat dan mengaku muslim tanpa melaksanakan secara baik dan benar tuntunan agama islam. Melihat lanjutan ayat yang berbicara tentang perjuangan/ peperangan, maka agaknya ayat di atas turun berkaitan dengan sikap sementara kaum muslimin yang enggan berjuang, padahal sebelumnya telah menyatakan keinginan melaksanakan apa yang disukai Allah swt. Kendati demikian, semua riwayat-riwayat itu dapat ditampung kandungan oleh ayat di atas, karena memang ulama menggunakan kata sabab nuzul bukan saja terhadap peristiwa yang terjadi menjelang turunnya ayat, tetapi juga peristiwa-peristiwa yang dapat dicakup oleh kandungan ayat, baik peristiwa itu terjadi sebelum maupun sesudah turunnya ayat itu , selama masih dalam masa turunnya al-Qur’an. Kata كبر kabura berarti besar tetapi yang dimaksud adalah amat keras, karena sesuatu yang besar terdiri dari banyak hal/komponen. Kata ini digunakan disini untuk melukiskan sesuatu yang sangat aneh, yakni mereka mengaku beriman, mereka sendiri yang meminta agar dijalankan tentang amalan yang paling disukai Allah untuk mereka kerjakan, lalu setelah dijelaskan oleh-Nya mereka mengingkari janji dan enggan melaksanakannya sungguh hal tersebut adalah suatu keanehan yang luar biasa besarnya. Kata مقتا maqtan adalah kebencian yang sangat keras, dari sini ayat di atas menggabungkan dua hal yang keduanya sangat besar, sehingga apa yang diuraikan disini sungguh sangat mengundang murka Allah. Ini ditambah lagi dengan kalimat عند الله inda Allah/disisi Allah yang menunjukkan bahwa kemurkaan itu jatuh langsung dari Allah swt. Karena itu menurut al-Qur’an – sabagaimana dikutip oleh al-Biqa’i – “Tidak ada ancaman menghadap satu dosa sepert ancaman yang ditemukan ayat ini.” Thabathaba’i menggarisbawahi perbedaan antara mengatakan sesuatu apa yang tidak dia kerjakan, dengan tidak mengerjakan apa yang dikatakan. Yang pertama adalah kemunafikan, sedang yang kedua adalah kelemahan tekad. Yang kedua inipun merupakan keburukan. Allah menjadikan kebahagiaan manusia melalui amal kebajikan yang dipilihnya sendiri, sedang kunci pelaksanaannya adalah kehendak dan tekad, yang keduanya tidak akan memberikan dampak positif kecuali jika ia mantap dan kuat. Nah, tidak adanya realisasi perbuatan setelah ucapan, merupakan pertanda kelemahan tekad dan ini tidak akan menghasilkan kebajikan bagi yang bersangkutan. Demikian lebih kurang Thabathaba’i. Kata صفّا shaffan/barisan adalah sekelompok dari sekian banyak anggotanya yang sejenis dan kompak serta berada dalam satu wadah yang kukuh lagi teratur. Kata مرصوص marsush berarti berdempet dan tersusun dengan rapi. Yang dimaksud oleh ayat di atas adalah kekompakan anggota barisan, kedisiplinan mereka yang tinggi, serta kekuatan mental mereka menghadapi ancaman dan tantangan. Maka ini demikian, karena dalam pertempuranpun – apalagi dewasa ini – pasukan tidak harus menyerang atau bertahan dalam bentuk barisan. Ayat-ayat di atas merupakan kecaman. Sementara ulama memahaminya sebagai kecaman kepada orang-orang munafik, bukan orang-orang mukmin, karena sifat orang-orang mukmin sedemikian tinggi sehingga mereka tidak perlu dikecam. Pendapat ini hemat penulis benar, tetapi kita juga tidak dapat mengatakan bahwa yang dikecam itu bukan hanya orang-orang munafik, karena itu ayat di atas menggunakan kata alladzina amanu bukan al-mu’minun.[4] Sedangkan dalam hadits, ada beberapa hadits yang menjelaskan tentang akhlak tercela, diantaranya 213. وَعَنْ مُعَذٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ بَعَثَنِي رَسُوْلُ اللهِ  فَقَالَ إِنَّكَ تَأْتِي قَوْمًا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ فَادْعُهُمْ إِلَى شَهَادَةِ أَنْ لَاإِلَهَ إِلَّااللهَ, وَأَنِّي رَسُوْلُ اللهِ, فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لِذَلِكَ, فَأَعْلِمُهُمْ أَنَّ اللهَ قَدِ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ, فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لِذَلِكَ، فَأَعْلِمُهُمْ أَنَّ اللهَ قَدِ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ, فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لِذَلِكَ فَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ, وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُوْمِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللهِ حِجَابٌ, مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. 213. Dari Mu'az katanya "Saya diutus oleh Rasulullah saw. lalu beliau saw. bersabda "Sesungguhnya engkau akan mendatangi sesuatu kaum dari ahlul kitab - Yahudi dan Nasrani, maka ajaklah mereka itu kepada menyaksikan bahwasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwasanya saya adalah pesuruh Allah. Jikalau mereka telah mentaati untuk melakukan itu, maka beritahukanlah bahwasanya Allah telah mewajibkan atas mereka akan lima kali sembahyang dalam setiap sehari semalam. Jikalau mereka telah mentaati yang sedemikian itu, maka beritahukanlah kepada mereka bahwasanya Allah telah mewajibkan atas mereka sedekah - zakat - yang diambil dari kalangan mereka yang kaya-kaya, kemudian dikembalikan - diberikan - kepada golongan mereka yang fakir-miskin. Jikalau mereka mentaati yang sedemikian itu, maka jagalah harta-harta mereka yang dimuliakan – yakni yang menjadi milik peribadi mereka. Takutlah akan permohonan - doa - orang yang dianiaya - baik ia muslim atau kafir, karena sesungguhnya saja tidak ada tabir yang menutupi antara permohonannya itu dengan Allah - yakni doanya pasti terkabul." Muttafaq 'alaih. Penjelasan Hadits Wasiat Rasulullah saw. yang agung ini disampaikan kepada Mua’adz bin Jabal sesaat sebelum dia bertolak ke Yaman dalam jabatannya sebagai amir disana. Dalam wasiatnya itu pertama-tama Mua’adz diperingatkan bahwa dia akan berada diperkampungan ahli kitab pemeluk suatu agama yang sekaligus bertugas untuk menyampaikan ajaran Islam itu kepada mereka. Untuk itu diperlukan keterangan yang jujur dan jelas. Pertama-tama adalah ajakan untuk beriman kepada Allah dengan benar dan kepada Rasul-Nya Muhammad saw. jangan keburu pindah kepersoalan lain, sebelum yang satu ini benar-benar diyakini. Kalau sudah, barulah berpindah kesoal lain, yaitu soal sholat dan kemudian zakat yang haarus dipilihkan dari harta yang baik, demi memperhatikan hak fakir miskin, sedang bagi petugas dilarang keras berbuar zhalim, misalnya dengan memungut zakat itu berlebihan, sehingga merugikan pihak yang dipungut, sebab orang yang diperlakukan dengan zhalim itu akan mendoakan yang tidak baik, sedang doanya akan selalu diperhatikan oleh Allah, kendati yang bersangkutan itu banyak berbuat durhaka kepada Allah dan tidak memenuhi persayaratan doa sebagaimana layaknya.[5] 598. وَعَنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ  دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيْبُكَ, رَوَاهُ التِّرْمِذِي وَقَالَ حَدِيْثُ حَسَنٌ صَحِيْحٌ. وَمَعْنَاهُ اتْرُكُ مَا تَشُكُّ فِيْهِ، وَخُذْ مَا لَا تَشُكُّ فِيْهِ. 598. Dari al-Hasan bin Ali radhiallahu 'anhuma, katanya "Saya hafal sesuatu sabda dari Rasulullah saw. "Tinggalkanlah apa-apa yang meragu-ragukan padamu untuk beralih kepada apa-apa yang tidak meragu-ragukan padamu." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih. Artinya ialah Tinggalkanlah apa-apa yang engkau merasa bimbang untuk dilaksanakan dan ambil sajalah apa-apa yang engkau tidak merasa bimbang samasekali dalam melaksanakannya. Penjelasan Hadits Diantara perkara yang meragukan, yaitu perkara yang belum jelas halal-haramnya serta tidak ada dalil nash yang menerangkan halal-haramnya terhadap perkara yang kedudukannya seperti ini sesuai petunjuk Nabi saw. dalam hadits beliau tersebut seharusnya dijauhi/ditinggalkan karena jalan itulah yang lebih selamat.[6] 629. وَعَنِ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ  عَنِ البِرُّ وَالْإِثْمُ، فَقَالَ البِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالْإِثْمُ مَاحَاكَ فِي نَفْسِكَ، وَكَرِهْتُ أَنْ يَطَّلِعُ عَلَيْهِ النَّاسُ. رواه مسلم. 629. Dari an-Nawwas bin Sam'an katanya "Saya bertanya kepada Rasulullah saw. perihal kebajikan dan dosa. Beliau saw. lalu bersabda "Kebajikan itu ialah baiknya budipekerti dan dosa itu ialah apa-apa yang engkau rasakan bimbang dalam dada – yakni hati - dan engkau tidak suka kalau hal itu diketahui oleh orang banyak." Riwayat Muslim. Penjelasan Hadits Budi pekerti yang baik adalah merupakan sendi ketaatan karena orang yang perangainya baik akan melakukan hal-hal yang baik dan bermanfaat dan meninggalkan hal-hal yang tidak baik dan tidak bermanfaat. Karena itu ketika Nabi saw. ditanya tentang kebaikan, jawab beliau pendek “Kebaikan ialah perangai yang bagus inilah akan memancar segala kebaikan dan ketaatan seorang mukmin terhadapa Tuhannya maupun terhadap sesama manusia. Setiap perbuatan yang dilarang oleh Allah, atau hal-hal yang belum diketahui kedudukan hukumnya menurut syariat-Nya, tentu jiwa seorang mukmin akan ragu dan bimbang mengerjakannya dan kalau perbuatan itu sudah jelas terlarang sedang ia tahu akan pasti seorang mukmin tidak suka perbuatannya itu diketahui orang lain. Lantaran itulah ketika Rasulullah saw. ditanya tentang “Keburukan” maksiat maka jawab beliau pendek “Keburukan yaitu apa yang meragukanmu dan kamu tidak suka perbuatanmu itu diketahui orang lain”.[7] B. Macam-Macam Akhlak Tercela 1. Syirik Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia syirik adalah penyekutuan Allah dengan yang lain, misalnya, pengabdian selain kepada Allah Taala dengan menyembah patung, tempat keramat, dan kuburan, dan kepercayaan terhadap keampuhan peninggalan nenek moyang yang diyakini akan menentukan dan mempengaruhi jalan kehidupan; Menurut Imam an-Nawawi syirik adalah menyandarkan perbuatan yang hanya Dzat Yang Maha Esa semata berhak melakukannya kepada makhluk yang bukan haknya melakukan perbuatan itu. Allah berfirman dalam al-Qur’an وَإِذۡ قَالَ لُقۡمَٰنُ ­­لِٱبۡنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَيَّ لَا تُشۡرِكۡ بِٱللَّهِۖ إِنَّ ٱلشِّرۡكَ لَظُلۡمٌ عَظِيمٞ ١٣ 13. Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar"[8] 2. Kufur Kufur atau kafir adalah keadaan tidak beriman kepada Allah swt. maka orang yang kufur atau kafir adalah orang yang percaya atau tidak beriman kepada Allah baik orang tersebut bertuhan selain Allah maupun tidak bertuhan, seperti paham komunis atheis.[9] Imam an-Nawawi mengatakan “Sesungguhnya orang yang mengingkari sesuatu yang diketahui secara pasti dalam agama Islam, maka dihukumi murtad dan kafir, kecuali jika dia baru saja masuk Islam atau dia hidup di tempat yang jauh dari dakwah Islam dan semisalnya dari orang yang samar atasnya lalu mengetahuinya, jika terus seperti itu, maka dihukumi kafir”. Artinya seseorang dihukumi kafir jika mengingkari perkara syari’at yang sudah pasti diketahui bagi setiap orang dharurah yakni diketahui baik orang khusus alim ataupun orang awam semisal sholat farduh dan meminum khomer, bukan perkara yang samar yakni perkara yang diketahui oleh orang khusus saja semisal pembagian hak waris seperenam untuk cucu perempuan. Allah berfirman dalam al-Qur’an وَجَعَلُواْ لِلَّهِ أَندَادٗا لِّيُضِلُّواْ عَن سَبِيلِهِۦۗ قُلۡ تَمَتَّعُواْ فَإِنَّ مَصِيرَكُمۡ إِلَى ٱلنَّارِ ٣٠ 30. Orang-orang kafir itu telah menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah supaya mereka menyesatkan manusia dari jalan-Nya. Katakanlah "Bersenang-senanglah kamu, karena sesungguhnya tempat kembalimu ialah neraka"[10] 3. Nifak Nifak adalah suatu perbuatan yang lahir dan batinnya tidak sama. Secara lahiriyah beragama Islam, namun jiwanya atau batinnya tidak beriman. Munafiq adalah orang yang melakukan perbuatan nifak, yaitu orang yang secara lahiriyah mengaku beriman kepada Allah, mengaku beragama Islam, bahkan dalam beberapa hal kelihatan seperti perbuatan dan bertindak untuk kepentingan Islam, tetapi sebenarnya hatinya mempunyai maksud lain tidak didasari iman kepada Allah.[11] Dalam hal ini Allah berfirman dalam al-Qur’an وَإِذَا جَآءُوكُمۡ قَالُوٓاْ ءَامَنَّا وَقَد دَّخَلُواْ بِٱلۡكُفۡرِ وَهُمۡ قَدۡ خَرَجُواْ بِهِۦۚ وَٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِمَا كَانُواْ يَكۡتُمُونَ ٦١ 61. Dan apabila orang-orang Yahudi atau munafik datang kepadamu, mereka mengatakan "Kami telah beriman", padahal mereka datang kepadamu dengan kekafirannya dan mereka pergi daripada kamu dengan kekafirannya pula; dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan.[12] 4. Takabur Imam al-Ghazali mendefinisikan takabur ialah sifat orang yang merasa dirinya lebih besar daripada orang lain. Kemudian ia memandang enteng orang lain itu. Boleh jadi orang yang bersikap demikian dikarenakan ilmu, amal, keturunan, kekayaan, anak buah, alias kecantikannya.[13] Allah berfirman dalam al-Qur’an bahwa Allah tidak menyukai orang yang sombong لَا جَرَمَ أَنَّ ٱللَّهَ يَعۡلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعۡلِنُونَۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُسۡتَكۡبِرِينَ ٢٣ 23. Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.[14] 5. Dengki Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dengki adalah menaruh perasaan marah benci, tidak suka karena iri yang amat sangat kepada keberuntungan orang lain. Jadi jelaslah bahwa orang yang memiliki sifat dengki akan cenderung membenci sesorang disertai dengan tindakan. Rasulullah saw. bersabda حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ إِسْمَاعِيلَ قَالَ حَدَّثَنِي قَيْسٌ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ وَرَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ حِكْمَةً فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Yahya dari Isma'il berkata, telah menceritakan kepada saya Qais dari Ibnu Mas'ud radliallahu 'anhu berkata; Aku mendengar Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda "Tidak boleh iri dengki kecuali kepada dua hal. Yaitu kepada seorang yang Allah berikan kepadanya harta lalu dia menguasainya dan membelanjakannya di jalan yang haq benar dan seorang yang Allah berikan hikmah ilmu lalu dia melaksanakannya dan mengajarkannya kepada orang lain ".[15] 6. Iri Iri berbeda dengan dengki. Perbedaannya hanya saja iri yaitu merasa kurang senang terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah kepada orang lain tanpa melakukan tindakan, atau mencemburui sesuatu yang dilihatnya. 7. Riya Riya’ adalah melakukan ibadah untuk mencari perhatian manusia sehingga mereka memuji pelakunya dan ia mengharap pengagungan dan pujian serta penghormatan dari orang yang melihatnya. Allah berfirman dalam al-Qur’an إِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَٰدِعُهُمۡ وَإِذَا قَامُوٓاْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُواْ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلٗا ١٤٢ 142. Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya dengan shalat di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.[16] C. Upaya Menghindari Sifat Tercela 1. Mengekang atau mengendalikan hawa naafsu diri sendiri Hawa nafsu selalu mengajak kejahatan dan kemaksiatan. Al Nafs al Ammarah. Nafsu jenis ini disebutkan dalam surah Yusuf ayat 53 ”Dan aku tidak membebaskan diriku dari kesalahan, karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.”[17] 2. Waspada dan berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk. Syetan adalah makhluk Allah yang berusaha agar segenap anak cucu Adam berada dalam kesesatan dan durhaka kepada Allah. Untuk itu, kita dianjurkan untuk berlindung kepada Allah untuk terhindar dari bujuk rayu syetan sehingga kita menang dengan rayuan syetan tersebut. 3. Beritiqamah dalam taat kepada Allah, melalui serangkaian ibadah dan memperbanyak sholawat kepada Nabi Muhammad saw. Dengan membiasakan diri mengingat Allah dan Rasulullah, maka lambat laun iman kita akan semakin kokoh, sehingga nafsu akan terkendali.[18] D. Kerugian Memiliki Akhlak Tercela 1. Dimurkai dan dibenci Allah SWT. Seseorang yang memiliki akhlak yang tercela akan terbiasa dengan segala bentuk kedurhakaan dan kemaksiatan terhadap Allah. Seorang yang melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah, maka Allah akan membencinya dan akan memberi balasan dengan azab yang pedih. azab Allah dapat diturunkan di dunia dengan berbagai macam bencana, malapetaka yang disebabkan oleh kemaksiatan kemungkaran yang dilakukan oleh manusia. 2. Dibenci dan dijauhi oleh manusia Seseorang yang terbiasa dengan hal yang buruk akan terbiasa berbuat kedzaliman, aniaya dan merugikan orang lain. Perbuatannya selalu merugikan dan mendatangkan bahaya bagi orang lain. 3. Mendapatkan penderitaan dan kehinaan dunia akhirat Seorang yang memiliki akhlak tercela akan mendapatkan balasan yang setimpal dengan perbuatannya, karena sekecil apapun dosa yang diperbuatnya akan mengurangi amal kebaikan yang diperbuatnya.[19] BAB III PENUTUP A. Kesimpulan akhlak tercela adalah sifat, perilaku dan perbuatan yang merugikan kepada diri sendiri dan orang lain. Dalam pandangan al-Ghazali, akhlak yang tercela disebut dengan al Mazdmumah, yaitu segala perilaku yang dicela oleh Allah dan makhluk. Sedangkan macam-macamnya adalah syirik, kufur, nifak, takabur, dengki, iri, riya. B. Saran Sesuai dengan perintah Allah dalam dalam al-Qur’an QS. as-Saff ayat 2-3 bahwa kita harus melakukan terlebih dahulu sebelum kita menyuruh kepada orang lain dalam hal agama sehingga Allah tidak menurunkan murka-Nya kepada kita semua. DAFTAR PUSTAKA Hasyim, Husaini A. Madjid. Syarah Riyadhus Shalihin 1. Surabaya Bina Ilmu, 2003. Sholichin, Muchlis. Ilmu Akhlak dan Tasawwuf. Pamekasan STAIN Pamekasan Press, 2009. Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Jakarta Lentera Hati, 2002. Software Kitab Shahih Bukhari Tauhid Ilmu Kalam. [1] Muchlis Sholichin. Ilmu Akhlak dan Tasawwuf Pamekasan STAIN Pamekasan Press, 2009, hlm. 89 [2] QS. al-Baqarah 2 44. [3] QS. as-Saff 61 2-3 [4] M. Quraish Shihab. Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an Jakarta Lentera Hati, 2002, hlm. 189-191. [5] Husaini A. Madjid Hasyim. Syarah Riyadhus Shalihin 1 Surabaya Bina Ilmu, 2003, hlm. - [6] Husaini A. Madjid Hasyim. Syarah Riyadhus Shalihin 1. hlm. 406. [7] Husaini A. Madjid Hasyim. Syarah Riyadhus Shalihin 1. hlm. 432-433. [8] QS. al-Luqman 31 13 [9] Tauhid Ilmu Kalam. hlm. 21. [10] QS. Ibrahim 14 30 [11] Tauhid Ilmu Kalam. hlm. 22. [12] QS. al-Maidah 5 61. [13] [14] QS. an-Nahl 16 23. [15] Software Kitab Shahih Bukhari [16] QS. an-Nisaa’ 4 142. [18] Muchlis Sholichin. Ilmu Akhlak dan Tasawwuf. hlm. 103 [19] Muchlis Sholichin. Ilmu Akhlak dan Tasawwuf. hlm. 89.
1 Keutamaan Akhlak Mulia. Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu, dia berkata, Nabi shallallahu alaihi was sallam, bersabda : "Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islami adalah rasa malu." (HR. Ibnu Majah) "Sesungguhnya Allah Maha Pemurah menyukai kedermawanan dan akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah (hina
home akhlak tercela Tausyiah Jum'at, 17 Maret 2023 - 2311 WIB Pengertian Tahawwur, sifat tercela yang harus dihindari kaum muslim karena dampaknya yang merusak. Tahawwur termasuk penyakit hati yang sering tidak disadari manusia. Muslimah Senin, 28 November 2022 - 1040 WIB Bagi sebagian kaum muslimah, berkeluh kesah ketika ditimpa masalah atau musibah masih sering dianggap hal biasa atau sikap tersebut tidak terpuji dan akan mendapatkan kemurkaan dari Allah Taala. Muslimah Selasa, 27 September 2022 - 1619 WIB Naminah merupakan salah satu perkara yang sering diremehkan, namun dampaknya sangat besar. Bahkan ada 3 ancaman mengerikan yang akan diterimanya di akhirat kelak. Muslimah Sabtu, 06 Agustus 2022 - 0515 WIB Penyimpangan dalam masalah keimanan, ibadah atau akhlak di zaman sekarang, seringkali diremehkan kaum wanita. Baik penyimpangan yang tersamar atau tidak nampak, bahkan banyak yang tidak disadari oleh pelakunya sendiri. Muslimah Sabtu, 02 Juli 2022 - 0515 WIB Allah Taala menjanjikan surga bagi hamba-Nya yang beriman dan bertakwa, sebaliknya orang-orang yang berpaling dari agama akan memperoleh azab pedih di neraka. Muslimah Jum'at, 01 Juli 2022 - 0733 WIB Tabarruj atau memamerkan kecantikan menjadi hal biasa di zaman ini, dan ironisnya banyak kaum muslimah ikut serta meramaikannya. Sehingga tanpa sadar, dosa karena tabarruj ini, seringkali diremehkan mereka. Muslimah Sabtu, 21 Mei 2022 - 1129 WIB Ada perkara yang disebabkan oleh lisan yang justru akan menyeret ke dalam dosa. Dosa akibat lisan ini tidak main-main, karena dengan lisanlah surga dan neraka seseorang ditentukan Muslimah Sabtu, 21 Mei 2022 - 0515 WIB Sadarkah muslimah, mungkin salah satu penyebab banyaknya kasus pelakor perebut laki orang dikarenakan tanpa sadar banyak wanita yang memainkan peran pelakor itu sendiri. Bagaimana ciri-cirinya? Muslimah Senin, 07 Maret 2022 - 1814 WIB Niat dalam melakukan amal ibadah sudah pasti harus ikhlas. Akan tetapi, ada kalanya bila dilakukan terus menerus dan masif akhirnya bisa bercampur riya dan sumah Muslimah Kamis, 17 Februari 2022 - 1011 WIB Suatu waktu kita di dunia, mungkin kita pernah berbuat pamer riya terhadap sesuatu yang mahal dan bagus yang kita beli atau kita kenakan. Bahkan dalam soal ibadah pun, mungkin tanpa sadar kita pernah melakukan. Muslimah Kamis, 06 Januari 2022 - 1256 WIB Bagi seorang istri sah, kehadiran pelakor jelas-jelas sangat menyakitkan dan merusak keharmonisan rumah tangganya. Bagaimana sebenarnya pandangan syariat tentang kehadiran pelakor ini? Muslimah Jum'at, 31 Desember 2021 - 1434 WIB Bergunjing atau ghibah sudah menjamur di kalangan masyarakat, ironisnya banyak pelakunya adalah kaum wanita. Perbuatan ghibah yang biasanya dengan membicarakan kejelekan-kejelekan orang lain nyatanya sudah dianggap lazim. Muslimah Kamis, 16 Desember 2021 - 0837 WIB Bunglon adalah hewan yang setiap waktu atau setiap hari bisa berubah-ubah warnanya. Sifat hewan ini, ternyata banyak dimiliki sebagian kaum wanita. Muslimah Minggu, 21 Maret 2021 - 0500 WIB Kebiasaan mengomentari makanan sepertinya sudah sangat biasa dalam masyarakat kita. Dan mungkin, tanpa sadar, kita sendiri pun kerap melakukannya. Padahal, mengomentari makanan adalah akhlak tercela yang harus ditinggalkan kaum muslimin. Muslimah Minggu, 22 November 2020 - 1827 WIB Ada beberapa golongan perempuan yang akan diusir dari surga dan berakhir di neraka, dan mereka bahkan tak diizinkan mencium harumnya surga. Padahal, begitu dasyatnya surga dapat tercium sejauh 70 tahun jarak perjalanan. Muslimah Senin, 16 November 2020 - 0637 WIB sebagian dari kalangan kaum perempuan justru banyak melakukan penyimpangan dalam hubungan dengan tetangga ini. Sebagian besar dari mereka malah menyakiti tetangganya tersebut, terutama dengan lisan atau selainnya Muslimah Selasa, 10 November 2020 - 1408 WIB Salah satu penyakit hati adalah sombong. Sikap sombong mudah muncul dalam diri manusia. Yang menjadikan seseorang menderita penyakit hati ini, bisa oleh berbagai macam kenikmatan Muslimah Kamis, 22 Oktober 2020 - 1039 WIB Menggoda istri orang lain, ternyata bukan hal yang remeh dalam agama Islam. Meski sekedar iseng, tapi ternyata ada bahaya besar mengancam. Selain dosa besar, perbuatan itu ternyata membantu iblis menyesatkan manusia. Muslimah Minggu, 18 Oktober 2020 - 0702 WIB Jika syariat untuk mewajibkan kaum perempuan menutup aurat tidak ada, pasti hawa nafsu akan semakin bergejolak, kerusakan akan semakin tersebar dan akan banyak lelaki yang terjerumus ke dalam kerusakan. Muslimah Selasa, 06 Oktober 2020 - 1603 WIB Allah Taala telah memberikan peringatakan keras terhadap aktivitas tercela bahkan melaknat bagi siapa saja yang melakukannya. Riba dan sua, merupakan kegiatan yang tidak boleh dilakukan oleh manusia terlebih lagi jika pelakunya adalah perempuan
Ayatayat Al Quran tentang akhlak terpuji dan 10 akhlak tercela dalam bacaan Arab, arti serta penjelasan tafsir, diantaranya akhlak kepada Allah dan manusia. sudah kami tuliskan hadits tentang akhlak dan penjelasannya, pengertian akhlak kepada Allah, silahkan anda baca artikel tersebut. Daftar Isi: Ayat Ayat Al Quran Tentang Akhlak;
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID g9xe7S3818y8p5IP579wBnP1KQ3SmWaIpSI94PKAjZKdl1bT3bNBuA== 1 Rasulullah saw.bersabda: " seandainya akhlak buruk itu seseorang yang berjalan ditengah-tengah manusia, ia pasti seseorang yang buruk. Sesungguhnya Allah tidak menjadikan perangiku jahat.". 2. Rasulullah saw bersabda: " sesungguhnya akhlak tercela merusak kebaikan sebagaimana cuka merusak madu". C. Macam- Macam Akhlak Terpuji.
Kali ini akan dishare kumpulan hadits tentang akhlak lengkap bahasa arab dan artinya. Akhlak sendiri merupakan hal yang penting dalam islam. Islam mengajarkan setiap pemeluknya untuk selalu menjaga akhlak yang baik dan meninggalkan akhlak tercela. Perihal akhlak menurut islam ini sudah banyak sekali dijelaskan di berbagai dalil baik ayat ayat Al-Quan maupun hadist Nabi Muhammad SAW. Dan ada beberapa dalil hadist tentang akhlak yang bisa dijadikan pedoman dalam memahami akhlak terpuji dalam pandangan islam. Dengan begitu kita tahu bagaimana harus bersikap kepada keluarga, teman dan sesama muslim sesuai ajaran islam. Jika akhlak kita sudah baik, maka insyaallah hal hal lainnya pun menjadi baik di mata ALLAH SWT. Adapun contoh terbaik sebagai panutan tentulah Rasulullah SAW, Beliaulah insan agung dan mulia dengan akhlak sempurna yang haruslah kita tiru setap kata dan perbuatannya. Jadi agar kita menjadi pribadi yang baik, sopan santung, bertanggung jawab, jujur dan berakhlakul karimah, simak dan pelajarilah hadist hadits tentang akhlak yang telah disabdakan Nabi SAW. Dan langsung saja untuk lebih jelasnya, berikut ini daftar kumpulan hadits tentang akhlak lengkap dalam tulisan bahasa arab dan terjemahan Indonesianya. Kumpulan Hadits Tentang Akhlak Dari Abu Ad-Darda' radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda مَا مِنْ شَيْءٍ يُوضَعُ فِي المِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الخُلُقِ، وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلَاةِ» [سنن الترمذي صحيح] Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih berat daripada akhlak yang mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat. [Sunan Tirmidzi Sahih] إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ. Jabir bin Abdillah radiyallahu 'anhuma berkata Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam ketika memulai salat ia bertakbir kemudian membaca ... إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ. اللَّهُمَّ اهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَعْمَالِ وَأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَقِنِي سَيِّئَ الْأَعْمَالِ وَسَيِّئَ الْأَخْلَاقِ لَا يَقِي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ» "Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah Rabb semesta alam tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah aku diperintahkan dan aku bagian dari orang Islam, Ya Allah berilah aku amalan yang terbaik dan akhlak yang paling mulia, tiada yang bisa memberi yang terbaik selain Engkau, dan lindungilah aku dari amalan dan akhlak yang buruk, tidak ada yang bisa melindungiku dari hal yang buruk selain Engkau". [Sunan An-Nasa'i Sahih] حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ جَدِّي عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ الْفَمُ وَالْفَرْجُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ هُوَ ابْنُ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَوْدِيُّ Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, maka beliau pun menjawab "Takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia." Dan beliau juga ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan orang ke dalam neraka, maka beliau menjawab "Mulut dan kemaluan." Tirmidzi حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ دِينَارٍ عَنْ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ يَعْلَى بْنِ مَمْلَكٍ عَنْ أُمِّ الدَّرْدَاءِ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِي مِيزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللَّهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيءَ قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ عَائِشَةَ وَأَبِي هُرَيْرَةَ وَأَنَسٍ وَأُسَامَةَ بْنِ شَرِيكٍ وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ Dari Abu Darda` bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "Tidak sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin kelak pada hari kiamat daripada akhlak yang baik. Sesungguhnya Allah amatlah murka terhadap seorang yang keji lagi jahat."Sunan Tirmidzi إنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلاَقًا Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik akhlaknya. HR. Ahmad عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا الترمذى “Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah ia yang memiliki akhlak terbaik. Yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik akhlaknya kepada pasangannya.” Hadits riwayat Tirmidzi عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ الْمُؤْمِنَ يُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَاتِ قَائِمِ اللَّيْلِ صَائِمِ النَّهَارِ مسند أحمد Aisyah – semoga Allah meridhainya – berkata, “Aku mendengar Nabi – shallallaahu alaihi wassalaam – berkata, sungguh orang-orang yang beriman dengan akhlak baik mereka bisa mencapai menyamai derajat mereka yang menghabiskan seluruh malamnya dalam sholat dan seluruh siangnya dengan berpuasa.” [Musnad Imam Ahmad] Dari Ibnu Mas'ud dan Aisyah radiyallahu 'anhuma; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam sering berdoa ... " اللهُمَّ أَحْسَنْتَ خَلْقِيْ، فَأَحْسِنْ خُلُقِيْ " Ya Allah .. Engkau telah memuliakan penciptaanku, maka muliakanlah akhlakku. [Musnad Ahmad Sahih] أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ “Aku adalah penjamin sebuah rumah di sekitar taman surga bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan walaupun ia benar, penjamin rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta walaupun ia bercanda, juga menjadi penjamin sebuah rumah di surga paling atas bagi orang yang memiliki husnul khuluq.” HR. Abu Dawud. كاَنَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ “Akhlak Rasulullah adalah al-Qur’an.” HR. Muslim إِنَّ اللهَ كَرِيْمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ وَمَعَالِيَ اْلأَخْلاَقِ وَيُبْغِضُ سِفْسَافَهَا “Sesungguhnya Allah Maha Pemurah menyukai kedermawanan dan akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah/hina.” [HR. Al-Hakim]. إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ “Sesungguhnya seorang mukmin akan mendapatkan kedudukan ahli puasa dan shalat dengan ahlak baiknya.” HR. Abu Daud حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ البخاري “Tidaklah seorang diantara kalian dikatakan beriman hingga ia mencintai untuk saudaranya apa-apa yang ia sukai untuk dirinya sendiri.” Hadits riwayat Bukhari حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ عَنْ مَيْمُونِ بْنِ أَبِي شَبِيبٍ عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ وَأَبُو نُعَيْمٍ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ حَبِيبٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ قَالَ مَحْمُودٌ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ عَنْ مَيْمُونِ بْنِ أَبِي شَبِيبٍ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَهُ قَالَ مَحْمُودٌ وَالصَّحِيحُ حَدِيثُ أَبِي ذَرٍّ Dari Abu Dzar ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda kepadaku "Bertakwalah kamu kepada Allah dimana saja kamu berada dan ikutilah setiap keburukan dengan kebaikan yang dapat menghapuskannya, serta pergauilah manusia dengan akhlak yang baik." Sunan Tirmidzi An-Nawwaas bin Sim'aan Al-Anshary radiyallahu 'anhu berkata Aku bertanya kepada Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam tentang kebaikan dan keburukan, dan Rasulullah menjawab الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ، وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ» [صحيح مسلم] Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan keburukan adalah sesuatu yang mengganjal di dadamu hatimu, dan kamu tidak suka jika orang lain mengetahuinya. [Sahih Muslim] “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik. HR. Ahmad قال رسولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- "إِنَّ لِكُلِّ دِيْنِ خُلُقًا وَخُلُقُ الإسلامَ الْحَيَاءُ Dari Anas -semoga Allah meridhoinya- dia berkata Nabi -shalallahu 'alaihi wa sallam- bersabda "Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islami adalah rasa malu." HR. Ibnu Majah إِنَّ اللهَ كَرِيْمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ وَمَعَالِيَ اْلأَخْلاَقِ وَيُبْغِضُ سِفْسَافَهَا “Sesungguhnya Allah Maha Pemurah menyukai kedermawanan dan akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah/hina. HR. Bukhori, HR Muslim حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ خِرَاشٍ الْبَغْدَادِيُّ حَدَّثَنَا حَبَّانُ بْنُ هِلَالٍ حَدَّثَنَا مُبَارَكُ بْنُ فَضَالَةَ حَدَّثَنِي عَبْدُ رَبِّهِ بْنُ سَعِيدٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ عَنْ جَابِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الثَّرْثَارُونَ وَالْمُتَشَدِّقُونَ وَالْمُتَفَيْهِقُونَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ عَلِمْنَا الثَّرْثَارُونَ وَالْمُتَشَدِّقُونَ فَمَا الْمُتَفَيْهِقُونَ قَالَ الْمُتَكَبِّرُونَ قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ وَرَوَى بَعْضُهُمْ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ الْمُبَارَكِ بْنِ فَضَالَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ عَنْ جَابِرٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يَذْكُرْ فِيهِ عَنْ عَبْدِ رَبِّهِ بْنِ سَعِيدٍ وَهَذَا أَصَحُّ وَالثَّرْثَارُ هُوَ الْكَثِيرُ الْكَلَامِ وَالْمُتَشَدِّقُ الَّذِي يَتَطَاوَلُ عَلَى النَّاسِ فِي الْكَلَامِ وَيَبْذُو عَلَيْهِمْ Dari Jabir bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai dan yang tempat duduknya lebih dekat kepadaku pada hari kiamat ialah orang yang akhlaknya paling bagus. Dan sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya dariku pada hari kiamat ialah orang yang paling banyak bicara kata-kata tidak bermanfaat dan memperolok manusia." Para shahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling banyak bicara itu?" Nabi menjawab "Yaitu orang-orang yang sombong." Hr Tirmidzi حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ وَكِيعٍ حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ بَشِيرٍ وَأَبُو أُسَامَةَ عَنْ مِسْعَرٍ عَنْ زِيَادِ بْنِ عِلَاقَةَ عَنْ عَمِّهِ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الْأَخْلَاقِ وَالْأَعْمَالِ وَالْأَهْوَاءِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ وَعَمُّ زِيَادِ بْنِ عِلَاقَةَ هُوَ قُطْبَةُ بْنُ مَالِكٍ صَاحِبُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan "ALAAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MIN MUNKARAATIL AKHLAAQ WAL A'MAALI WAL AHWAAAI" Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari berbagai kemungkaran akhlak, amal maupun hawa nafsu." Hr Turmidzi كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقاً “Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah orang yang paling baik akhlaknya.”Bukhori wa Muslim Ummu Salamah, isteri Nabi Saw bertanya, "Ya Rasulullah, seorang wanita dari kami ada yang kawin dua, tiga dan empat kali lalu dia wafat dan masuk surga bersama suami-suaminya juga. Siapakah kelak yang akan menjadi suaminya di surga?" Nabi Saw menjawab, "Dia disuruh memilih dan yang dia pilih adalah yang paling baik akhlaknya dengan berkata, "Ya Robbku, orang ini ketika dalam negeri dunia paling baik akhlaknya terhadapku. Kawinkanlah aku dengan dia. Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik membawa kebaikan untuk kehidupan dunia dan akhirat." HR. Ath-Thabrani "Kamu tidak bisa memperoleh simpati semua orang dengan hartamu tetapi dengan wajah yang menarik simpati dan dengan akhlak yang baik." HR. Abu Ya'la dan Al-Baihaqi "Kebajikan itu ialah akhlak yang baik dan dosa itu ialah sesuatu yang merisaukan dirimu dan kamu tidak senang bila diketahui orang lain."HR. Muslim "Di antara akhlak seorang mukmin adalah berbicara dengan baik, bila mendengarkan pembicaraan tekun, bila berjumpa orang dia menyambut dengan wajah ceria dan bila berjanji ditepati. HR. Ad-Dailami "Kemuliaan orang adalah agamanya, harga dirinya kehormatannya adalah akalnya, sedangkan ketinggian kedudukannya adalah akhlaknya." HR. Ahmad dan Al Hakim "Bukan akhlak seorang mukmin berbicara dengan lidah yang tidak sesuai kandungan hatinya. Ketenangan sabar dan berhati-hati adalah dari Allah dan tergesa-gesa terburu-buru adalah dari setan. HR. Asysyihaab Penghuni neraka ialah orang yang buruk perilaku dan akhlaknya dan orang yang berjalan dengan sombong, sombong terhadap orang lain, menumpuk harta kekayaan dan bersifat kikir. Adapun penghuni surga ialah rakyat yang lemah, yang selalu dikalahkan. HR. Al Hakim dan Ahmad Baginda Rasulullah SAW menyebut sejumlah keistimewaan akhlak mulia ini. Saat beliau ditanya tentang apa itu kebajikan al-birr, misalnya, beliau lansung menjawab, "Al-Birr husn al-khulq Kebajikan itu adalah akhlak mulia." HR Muslim. Demikianlah kumpulan hadits tentang akhlak lengkap bahasa arab dan artinya. Semoga daftar hadist Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan perkara akhlak diatas bermanfaat dan menjadi bahan renungan bagi kita semua agar bisa lebih baik lagi dalam bersikap sesuai tuntunan islam. Wallahu a'lam.
GMTM6.
  • axol3uarfm.pages.dev/378
  • axol3uarfm.pages.dev/38
  • axol3uarfm.pages.dev/95
  • axol3uarfm.pages.dev/9
  • axol3uarfm.pages.dev/380
  • axol3uarfm.pages.dev/143
  • axol3uarfm.pages.dev/267
  • axol3uarfm.pages.dev/56
  • axol3uarfm.pages.dev/117
  • hadits tentang akhlak tercela