KisahSyekh Mutamakkin yang ajaran dan paham tasawufnya meresahkan ulama istana Mataram. Foto: Ilsutrasi. A A A. Syiar Syekh Ahmad al-Mutamakkin atau Syekh Mutamakkin atau Ki Cebolek kepada masyarakat Tuban , Jawa Timur mengusik sejumlah ulama setempat. Ajaran wahdatul wujud atau manunggaling kawula gusti yang dibeberkan, telah meresahkan.
Pushak Name MeaningHistorically, surnames evolved as a way to sort people into groups - by occupation, place of origin, clan affiliation, patronage, parentage, adoption, and even physical characteristics like red hair. Many of the modern surnames in the dictionary can be traced back to Britain and Ireland. Similar surnames Rusak, Ishak, Pasha, Prusak, Puskas, Bushek, Roshak, Bushaw, Ruschak
UmbulBalongnews Cirebon - Nama Syekh Abdul Muhyi tak asing lagi bagi para warga di Pamijahan, Tasikmalaya karena sosoknya diyakini sebagai salah seorang wali Allah yang memiliki segudang karomah. Ayahnya, Sembah Lebe Warta Kusumah, adalah keturunan Raja Galuh (Pajajaran). Abdul Muhyi lahir di Mataram sekitar 1650 Masehi atau 1071 Hijriah dan
Berita Artikel Kisah Supranatural Keramat PamijahanSyekh Abdul Muhyi adalah tokoh ulama legendaris yang lahir di Mataram tahun 1650. Ia tumbuh dan menghabiskan masa mudanya di Gresik dan Ampel, Jawa Timur. Ia pernah menuntut ilmu di Pesantren Kuala Aceh selama delapan tahun. Ia kemudian memperdalam Islam di Baghdad pada usia 27 tahun dan menunaikan ibadah haji. Setelah berhaji, ia kembali ke Jawa untuk membantu misi Sunan Gunung Jati menyebarkan agama Islam di Jawa Barat. Awalnya Abdul Muhyi menyebarkan Islam di Darma, Kuningan, dan menetap di sana selama tujuh tahun. Selanjutnya, ia mengembara hingga ke Pameungpeuk, Garut Selatan, selama setahun. Abdul Muhyi melanjutkan pengembaraannya hingga ke daerah Batuwangi dan Lebaksiuh. Setelah empat tahun menetap di Lebaksiuh, ia bermukim di dalam goa, yang sekarang dikenal sebagai Goa Safarwadi, dengan maksud untuk mendalami ilmu agama dan mendidik para santrinya. Keberadaan Goa Safarwadi ini erat kaitannya dengan kisah perjalan Syekh Abdul Muhyi. Dikisahkan, pada suatu saat ia mendapat perintah dari gurunya yakni Syekh Abdul Rauf Singkel dari Kuala Aceh, untuk mengembangkan agama Islam di Jawa Barat bagian selatan sekaligus mencari tempat yang disebutkan dalam ilham dengan sebuah gua khusus sebagai tandanya. Setelah melalui perjalanan yang sangat panjang dan berat, pada suatu hari ketika sedang asyik bertafakkur, memuji kebesaran Allah, Syech Abdul Muhyi tiba-tiba menoleh ke arah tanaman padinya, yang didapati telah menguning dan sudah sampai masanya untuk dipanen. Konon, setelah dipanen, hasil yang diperoleh ternyata tidak kurang juga tidak lebih atau hanya mendapat sebanyak benih yang ditanam. Mengetahui hal ini ia menjadi sangat terkejut sekaligus gembira, karena itu adalah pertanda bahwa perjuangannya mencari gua sudah dekat. Upaya pertama untuk memastikan adanya gua yang dicari dan ternyata berhasil ini, dilanjutkan dengan cara menanam padi kembali di lahan sekitar tempat tersebut. Sambil terus berdoa kepada Allah SWT upaya ini pada akhirnya juga mendapatkan hasil. Padi yang ditanam, berbuah dan menguning, lalu dipetik hasilnya, ternyata menuai hasil sama sebagaimana yang terjadi pada peristiwa pertama. Hal ini semakin menambah keyakinan Syech Abdul Muhyi bahwa di tempat itulah di dalam gunung terdapat gua yang dicarinya. Suatu hari ketika sedang berjalan ke sebelah timur gunung tersebut, sambil bermunajat kepada Allah SWT, Syech Abdul Muhyi tiba-tiba mendengar suara air terjun dan kicauan burung-burung kecil dari tempat tersebut. Ia kemudian melangkah turun ke tempat di mana suara itu berada, dan di sana ia melihat sebuah lubang besar yang ternyata sesuai dengan sifat-sifat gua yang cirri-cirinya telah ditunjukkan oleh gurunya. Seketika itu juga terangkatlah kedua tangan Syekh Abdul Muhyi, menengadah ke atas sambil mengucap doa sebagai tanda syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan pertolongan pada dirinya dalam upaya menemukan gua yang dicari. Peristiwa penemuan gua ini terjadi pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal, tahun 1111 H/1690 M, setelah perjuangan berat dalam mencarinya selama kurang lebih 12 tahun. Usia Syech Abdul Muhyi sendiri pada waktu itu adalah genap 40 tahun. Dan gua tersebut pada nantinya akan dikenal dengan nama Gua Pamijahan. Gua Pamijahan terletak di sebuah kaki bukit yang sekarang dikenal dengan sebutan Gunung Mujarod bukan Mujarob seperti yang pernah ditulis Idris Nawawi dalam Majalah ini – Red. Nama ini diambil dari kata bahasa Arab yang berarti “tempat penenangan” atau dalam bahasa Sunda disebut sebagai; tempat “nyirnakeun manah”, karena Syech Abdul Muhyi sering melakukan taqarrub mendekatkan diri kepada Allah di dalam gua tersebut. Gua Pamijahan ini pada dasarnya memiliki makna khusus dalam perjalanan dakwah dan spiritual Syech Abdul Muhyi. Penemuan dan keberadaan gua ini seolah menjadi simbol yang menandakan bahwa perjalanan spiritual Syech Abdul Muhyi telah mengalami puncaknya. Selain itu, selalu terdapat makna dan fungsi khusus dalam setiap hal yang terhubung secara istimewa dengan tokoh yang menjalaninya. Hal ini bisa dipahami karena seperti yang diungkapkan oleh Martin Van Bruinessen, bahwa para tokoh sejarah Islam di nusantara khususnya, biasa melakukan pendekatan supranatural dalam rangka meningkatkan kharisma mereka. Gua besar di Pamijahan Tasikmalaya Selatan sebagai tempat Syech Abdul Muhyi melakukan riyadhah spiritual’, dan salah satu pusat penyebaran tarekat Syathariyah di Pulau Jawa adalah contoh dari hal tersebut. Para juru kunci di tempat ini bahkan menunjukkan sebuah lorong sempit yang konon dilalui oleh Syech Abdul Muhyi untuk pergi ke Makkah setiap Jum’at. Sementara itu di Cibulakan Pandeglang-Banten misalnya, juga terdapat sebuah sumur yang konon berhubungan dengan sumber air zam-zam di Makkah. Menurut riwayat, Maulana Mansyur, yang diyakini sebagai wali, yang dimakamkan di Cikaduwen, pulang dari Makkah melalui sumber mata air zam-zam dan muncul di sumur ini. Ringkasnya, hingga saat ini masih ada “kyai” di Jawa, yang menurut para pengikutnya yang paling fanatik, setiap Jum’at secara gaib pergi sembahyang di Masjidil Haram. Semua ini juga menandaskan perihal lain, yakni kuatnya peranan haji dan Makkah serta hubungannya dengan tradisi spiritual sebagai legitimasi kekuasaan atau keilmuan seseorang, dalam pandangan orang Jawa. Di lingkungan kekeramatan Pamijahan sendiri terdapat beberapa kisah yang mengandung pengertian di atas. Satu kisah yang sering beredar menyebutkan bahwa, konon Syech Abdul Muhyi bersama Maulana Mansyur dan Ja’far Shadiq sering shalat di Makkah bersama-sama lewat Gua Pamijahan. Ketiga orang itu memang dikenal mempunyai ikatan persahabatan yang sangat erat. Kisah supranatural lain di lingkungan kekeramatan Pamijahan adalah kisah yang menjadi muasal diharamkannya merokok di lingkungan tersebut. Menurut kepercayaan masyarakat, pada suatu hari Syech Abdul Muhyi dan Maulana Mansyur berada di Makkah hendak pulang ke tanah Jawa, keduanya kemudian berunding tentang pemberangkatan bahwa siapa yang sampai lebih dulu di Jawa, hendaklah menunggu salah seorang yang lain di tempat yang telah ditentukan. Lalu berangkatlah kedua sahabat tersebut dengan cara masing-masing, yakni; Syeikh Maulana Mansyur berjalan di atas bumi sedangkan Syech Abdul Muhyi di bawah bumi, keduanya sama-sama menggunakan kesaktiannya. Namun, ketika Syech Abdul Muhyi sedang berada dalam perjalanan di bawah laut, tiba-tiba ia merasa kedinginan, lalu berhenti sebentar. Sewaktu hendak menyalakan api dengan maksud untuk merokok, tanpa disangka muncul kabut yang membuat sekelilingnya jadi gelap. ia terpaksa berdiam diri menunggu kabut tersebut menipis sambil merokok. Namun kabut itu ternyata semakin menebal. Akhirnya ia teringat bahwa merokok itu perbuatan yang makruh dibenci Allah. Maka seketika itu juga ia merasa berdosa dan segera bertaubat kepada Allah SWT. Bersamaan dengan itu kabut pun menghilang, dan akhirnya ia bisa berangkat lagi meneruskan perjalanannya. Mulai saat itulah Syech Abdul Muhyi menjauhkan diri dari merokok, bahkan bisa dikatakan mengharamkan rokok untuk dirinya. Sedang kepada keluarga dan pengikutnya, ia hanya melarang mereka merokok sewaktu di dekat dirinya. Oleh karena itu, di daerah Pamijahan ada tempat tertentu yang dilarang secara adat untuk merokok, khususnya tempat yang berada di sekitar makam Syech Abdul Muhyi. Adapun batas-batas wilayah larangan merokok antara lain sebelah timur daerah Kaca-Kaca, sebelah barat jalan yang menuju ke gua dimulai dari masjid Wakaf, sebelah selatan dimulai dari makam Dalem Yudanagara + 300 m dari makam Syech, sedang sebelah utara ±300 m dari makam Syech, yaitu jalan umum yang menuju ke Makam Eyang Abdul Qohar di Pandawa. Singkat kata, wilayah-wilayah dengan batasan yang telah ditentukan tersebut adalah daerah larangan merokok menurut adat yang berlaku. Kisah-kisah semacam ini tidak akan dibahas lebih jauh. Yang perlu direnungi adalah hikmah yang berada di baliknya. Sebab, setiap cerita yang ada pada dasarnya menunjukkan keluasan ilmu, keluhuran pribadi dan kemuliaan pengabdian Syech Abdul Muhyi kepada masyarakat dalam perjuangannya mengajarkan prinsip-prinsip Islam dan menjauhkan mereka dari bentuk-bentuk kepercayaan yang sesat. Pamijahan sendiri pada dasarnya adalah nama sebuah kampung yang letaknya di pinggir kali, sehingga ia merupakan tempat yang menguntungkan karena masyarakat sekitar dapat mengolahnya untuk mengembang-biakkan ikan, akan tetapi kondisi ini juga bisa sebaliknya, yakni kadang-kadang membawa bencana, seperti banjir yang melanda daerah tersebut beberapa waktu yang lalu. Peristiwa ini membuat banyak rumah yang hanyut karena tidak kuat menahan banjir. Oleh karena itu pula, bangunan-bangunan yang sekarang masih ada dan terletak di tepi sungai harus dibuat permanen. Pamijahan termasuk ibu kota Desa di Wilayah Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat. Sebelum Syech datang ke Pamijahan, sudah ada kampung yakni daerah Bojong, wilayah Sukapura, terletak di sebelah Timur Laut dari kampung Pamijahan sekarang, yang kini dikenal dengan nama Kampung Bengkok. Di sana terdapat makam Dalem Sacaparana, mertuanya Syech Abdul Muhyi. Adapun kata “Pamijahan” adalah nama baru, di masa hidup Syech Abdul Muhyi sendiri nama tersebut belum dikenal. Wilayah ini disebut oleh Syech Abdul Muhyi dengan istilah Safar Wadi. Nama ini diambil dari kata Bahasa Arab, yakni safar yang berarti “jalan” dan wadi yang berarti “lembah”. Jadi, Safar Wadi adalah jalan yang berada di lembah. Hal ini disesuaikan dengan letaknya yang berada di antara dua bukit di pinggir kali. Namun sekarang Safar Wadi dikenal juga dengan nama Pamijahan, karena banyak orang yang berdatangan dari pelosok Pulau Jawa secara berduyun-duyun, laksana ikan yang akan bertelur mijah. Karena itu nama Safar Wadi kemudian berganti menjadi Pamijahan, sebab mempunyai arti yang hampir mirip dengan tempat ikan akan bertelur, dan bukan berarti tempat “pemujaan”. Goa Safarwadi merupakan salah satu tujuan utama peziarah yang berkunjung ke Pamijahan. Panjang lorong goa sekitar 284 meter dan lebar 24,5 meter. Peziarah bisa menyusuri goa dalam waktu dua jam. Salah satu bagian goa yang paling sering dikunjungi adalah hamparan cadas berukuran sekitar 12 meter x 8 meter yang disebut sebagai Lapangan Baitullah. Tempat itu dulu sering dipakai shalat oleh Syech Abdul Muhyi bersama para santrinya. Di samping lapangan cadas itu terdapat sumber air Cikahuripan yang keluar dari sela-sela dinding batu cadas. Mata air itu terus mengalir sepanjang tahun. Oleh masyarakat sekitar, air itu dipopulerkan sebagai air “zam-zam Pamijahan.” Air ini dipercaya memiliki berbagai khasiat. Menjelang Ramadhan, para peziarah di Pamijahan tak lupa membawa botol air dalam kemasan, bahkan jerigen, untuk menampung air “zam-zam Pamijahan” itu. Dengan minum air itu, badan diyakini tetap sehat selama menjalankan ibadah puasa. Syech Muhyi ini disebut juga oleh bangsa wali lainnya dengan gelar A’dzomut Darojat, yang artinya “orang yang mempunyai derajat agung.” Bercerita tentang derajat kewaliyan, tentu kita hanya paham atau mengerti secara sepintas, bahwa yang disebut derajat seperti ini hanya ada di zaman Wali Songo. Sebenarnya pemahaman seperti ini tidak benar, karena derajat Waliyulloh akan terus mengalir hingga sampai pada akhir zaman sebagai sunnaturrosul. Syech Abdul Muhyi dalam sejarah hidupnya adalah seorang yang zuhud, pintar, sakti dan terkenal paling berani dalam memerangi musuh Islam. Namun semua itu adalah masa lalu dan kini hanya tinggal kenangan belaka. Hanya saja walau ia sudah ratusan tahun telah tiada, namun rohmat serta kekeramatannya masih banyak diburu, terutama oleh para peziarah yang minta berkah lewat Artikel Tentang Kisah Supranatural Keramat Pamijahan, Semoga bermanfaat untuk kesaktian syekh abdul muhyi, pusaka syekh abdul muhyi, karomah syekh abdul muhyi, supranatural definition, supranatural jawa, contoh kekuatan supranatural pada manusia. Sold Out! Gantungan Kunci Wayang Shinta Gantungan Kunci Wayang Shinta, Gantungan Kunci Wayang Shinta Bahan Atom Karya Anak Indonesia, Ukuran Gantungan Kunci Wayang Shinta ini 6,2 x 3,8 x 0,4 cm. Sejarah Sita Sanskerta सीता; Sītā, juga dieja Shinta adalah tokoh protagonis dalam wiracarita Ramayana. Ia merupakan istri dari Sri Rama, tokoh utama kisah tersebut. Menurut pandangan Hindu, Sita merupakan inkarnasi… selengkapnya Rp / 8024 Sold Out! Keris Majapahit Seribu Khodam Ampuh Keris Majapahit Seribu Khodam Ampuh Merupakan keris pusaka yang perkiraan jaman pembuatannya pada era jaman kerajaan majapahit terdahulu, keris pusaka ini memiliki jumlah lekukan 7 lekukan, yang kalau banyak orangmengartikan itu sebuah pitulungan. Keris pusaka ini juga memiliki pamor banyu setetes yang menyimbolkan sebuah arti awal sumber penguripan / penghidupan. sungguh keris ini sangat indah… selengkapnya Rp / P1255 Sold Out! Mustika Paru-paru Asli Mustika Paru-paru Asli adalah nama Produk ini. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Paru-paru Asli Insya Allah untuk Keberuntungan Hidup, Bagi yang sering gagal usaha, sering kalah tender bisnis, urusan cinta sering sial, sering putus cinta, memancing ikan sulit dapat, bagi yang suka judi kartu/mesin/dadu/hewan dan sebagainya dan sering kalah, silahkan miliki Mustika Paru-paru ini karena banyak… selengkapnya Rp / 7469 Azimat Taring Tarikan Alam Azimat Taring Tarikan Alam Azimat Taring Tarikan Alam merupakan fosil taring makhluk gaib yang sudah berumur ratusan tahun. Pusaka taring bertuah ini memiliki banyak energi positif dari alam. Taring pusaka ini termasuk mustika khodam tingkat tinggi. Dengan memiliki Mustika Bertuah ini Insya Allah akan membuat kehidupan anda lebih baik dan lebih berkembang positif daripada tidak… selengkapnya Rp Tersedia / A9945 Sold Out! Mustika Judi Putih Angka Delapan Mustika Judi Putih Angka Delapan adalah nama Produk ini. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Judi Putih Angka Delapan Insya Allah untuk Mustika Angka 8 sudah terkenal dan terpercaya untuk Keberuntungan Hidup, Bagi yang sering gagal usaha, sering kalah tender bisnis, urusan cinta sering sial, sering putus cinta, memancing ikan sulit dapat, bagi yang suka judi kartu/mesin/dadu/hewan… selengkapnya Rp / 7648 Sold Out! Keris Pusaka Rajah Asmaul Husna Serasah Emas Keris Pusaka Rajah Asmaul Husna Serasah Emas Keris Pusaka Rajah Asmaul Husna Serasah Emas merupakan keris pusaka yang memiliki rajah asmaul husna serasah kuning emas yang sangat indah. Pusaka seperti ini merupakan pusaka andalan para sunan jaman dahulu. Setiap sunan memiliki keris pusaka sendiri-sendiri, contohnya keris pusaka sunan kalijaga yang sangat melegenda dengan kisahnya dan… selengkapnya Rp / P5888 Batu Mustika Khodam Kyai Slamet Batu Mustika Khodam Kyai Slamet Batu Mustika Khodam Kyai Slamet merupakan batu mustika yang jarang di dapatkan, mustika ini memiliki energi dan tuah khusus untuk kemakmuran saja. Pamor dan coraknya muncul secara alami tanpa ada unsur isian maupun gambaran dari tangan manusia. Khasiat Manfaat Bertuah Batu Mustika Khodam Kyai Slamet Insya Allah untuk sarana memperoleh… selengkapnya Rp Tersedia / A5091 Mustika Pelet Cinta Keharmonisan Hubungan Mustika Pelet Cinta Keharmonisan Hubungan Mustika Pelet Cinta Keharmonisan Hubungan merupakan mustika bertuah yang memiliki bentuk pamor heart atau love yang indah serta elegan sekali. Pamor mustika terbentuk secara alami dan bukan karena isian maupun gambaran manusia. Mustika seperti ini juga sangat langka dan jarang sekali untuk ditemukan. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Tersebut Insya Allah… selengkapnya Rp Tersedia / A5603 Mustika Singa Barong Gunung Keramat Mustika Singa Barong Gunung Keramat Mustika Singa Barong Gunung Keramat merupakan mustika bertuah yang pamornya juga terbentuk secara alami dan bukan karena isian maupun gambaran manusia. Mustika tersebut juga terkesan elehan sekali, selain itu mustika tersebut berisikan sosok khodam singa barong. Khasiat Manfaat Bertuah Mustika Tersebut Insya Allah untuk menjadikan pemilik lebih kuat dalam stamina,… selengkapnya Rp Tersedia / A695 Mustika Khodam Macan Cikurai Mustika Khodam Macan Cikurai Mustika Khodam Macan Cikurai merupakan mustika bertuah yang memiliki bentuk pamor serta perpaduan warna yang sungguh indah serta elegan sekali. Bentuk pamor dan perpaduan warna mustika tersebut asli alam dan bukan isian maupun gambaran manusia. Mustika yang satu iti sangat cocok jika dibuat liontin maupun cincin. Keterangan Mustika. Produk Jenis ini… selengkapnya Rp Tersedia / A6109 Sumayyah binti Khayyat Wanita Syahidah Pertama dalam Islam 24 November 2016Tentang Sumayyah binti Khayyat Wanita Syahidah Pertama dalam Islam. Dialah Sumayyah binti Khayyat, hamba sahaya dari Abu Hudzaifah bin Mughirah. Beliau dinikahi oleh Yasir, seorang pendatang yang kemudian menetap di Mekah. Karenanya, tidak ada kabilah yang dapat membelanya, menolongnya, dan mencegah kezaliman atas dirinya. Sebab, dia hidup sebatang kara, sehingga posisinya sulit di bawah naungan… selengkapnya Cara Ampuh Buka Aura Pemikat Tanpa Puasa 11 September 2018Cara Ampuh Buka Aura Pemikat Tanpa Puasa Cara Ampuh Buka Aura Pemikat Tanpa Puasa – Pengisian Cakra Aura Pemikat merupakan sebuah layanan Tim Sesepuh Pusaka Dunia yang bertujuan untuk membuka Cakra Aura Pemikat dalam diri. Ketika anda memiliki cakra aura pemikat maka anda akan memiliki pancaran aura yang terang dan cerah, sehingga anda akan disukai dalam… selengkapnya Alamat Dukun Sumatera Utara 9 Oktober 2000Alamat Dukun Sumatera Utara Alamat Dukun Sumatera Utara sering dicari oleh masyarakat karena datang ketempat praktek adalah kebiasaan orang-orang jika ingin bertransaksi. Banyak sekali orang-orang yang tertipu karena mengambil jasa Dukun atau dukun dari jarak jauh. Anda tidak perlu khawatir karena Pusaka Dunia membuka layanan jasa spiritual yang ampuh dan terpercaya. Alamat Pusaka Dunia Sumatera… selengkapnya Alamat Dukun Tanjung Selor 14 Oktober 2000Alamat Dukun Tanjung Selor Alamat Dukun Tanjung Selor sering dicari oleh masyarakat karena datang ketempat praktek adalah kebiasaan orang-orang jika ingin bertransaksi. Banyak sekali orang-orang yang tertipu karena mengambil jasa Dukun atau dukun dari jarak jauh. Anda tidak perlu khawatir karena Pusaka Dunia membuka layanan jasa spiritual yang ampuh dan terpercaya. Alamat Pusaka Dunia Tanjung… selengkapnya Jenderal Djoko Kualat Keris 25 Januari 2018Jenderal Djoko Kualat Keris Jenderal Djoko Kualat Keris adalah salah satu artikel dari sekian banyak artikel yang kami buat, anda juga bisa menemukan artikel yang serupa di majalah posmo edisi739. Inspektur Jenderal Djoko Susilo memiliki hobi unik. Terdakwa korupsi simulator SIM dan pencucian uang itu ternyata mengoleksi keris pusaka dunia. Nilai benda yang dianggap keramat… selengkapnya Nabi IDRIS Dan Pedoman Hidup 24 November 2016Tentang Nabi IDRIS Dan Pedoman Hidup. Nabi Idris adalah keturunan keenam Nabi Adam, putera dari Yazid bin Mihla’iel bin Qoinan bin Anusy bin Syith bin Adam dan dia adalah keturunan pertama yang dikurniakan kenabian setelah Adam dan Syith. Nabi Idris mengikut sementara riwayat bermukim di Mesir, di mana ia berdakwah untuk… selengkapnya Said bin Amir 1 Desember 2016Said bin Amir Kita tentunya tidak banyak mendengar kisah shahabat Nabi SAW yang satu ini. Selain sebagai pribadi yang selalu mengutamakan kebersahajaan dan zuhud, ia memang tidak menyukai publikasi. Tapi dibalik itu ia adalah seorang tentara Allah yang tidak pernah absen dalam semua perjuangan dan jihad yang dihadapi Rasulullah SAW. Sa’id menganut Islam tidak lama… selengkapnya Inilah Negeri Kaum Aad yang Dibinasakan 12 Desember 2016Inilah Negeri Kaum Aad yang Dibinasakan Telah selesai pengungkapan terhadap penemuan kota Iram Dzatul Imad pemilik tiang-tiang sekitar tahun 1998 Masehi di daerah Syasher di padang pasir Zhafar. Dan jarak penemuan itu sekitar 150 Km sebelah utara kota Shoalalah dan 80 Km dari kota Tsamrit. Telah disebutkan kota Iram dan penduduknya, kaum Aad di banyak… selengkapnya Praktek Dukun Karo 22 Oktober 2000Praktek Dukun Karo Praktek Dukun Karo sering dicari oleh masyarakat karena datang ketempat praktek adalah kebiasaan orang-orang jika ingin bertransaksi. Banyak sekali orang-orang yang tertipu karena mengambil jasa Dukun atau dukun dari jarak jauh. Anda tidak perlu khawatir karena Pusaka Dunia membuka layanan jasa spiritual yang ampuh dan terpercaya. Praktek Dukun Karo Masyarakat Karotidak perlu… selengkapnya Aji Pembungkam Ular dan Buaya 9 Desember 2016Aji Pembungkam Ular dan Buaya Ajian Pembungkam Ular dan Buaya sangat cocok bagi anda yang gemar berpetualang keluar masuk hutan, rawa maupun sungai. Bila sewaktu-waktu harus dihadapkan pertemuan dengan ular dan buaya, terlebih yang berupa siluman ular / buaya jadi-jadianmaka bacalah do’a di bawah ini tanpa bernafas, yang kemudian hembuskan nafas melalui mulut ke arah-nya,… selengkapnya
Padahaljelas, melalui jalan Ibn 'Arabi (yang menurun ke Syekh Abdulrauf kemudian Syekh Abdul Muhyi), tujuan diciptakannya manusia, pertama-tama, adalah untuk mengenal dan mengetahuinya—yang berbeda dengan jalan Syekh Abdul Qadir al-Jilani dan Jalaluddin Rumi (Nusantara dan Batas Imajinasi Sebuah Bangsa, Heru Harjo Hutomo, https
Uploaded byDadan Darusman 0% found this document useful 0 votes326 views8 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes326 views8 pagesBiografi Syeikh Abdul MuhyiUploaded byDadan Darusman Full descriptionJump to Page You are on page 1of 8Search inside document You're Reading a Free Preview Pages 5 to 7 are not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Bendabenda pusaka peninggalan Kerajaan Tarowang yang dibawa oleh para pemuda dalam tunggangan kudanya terdiri dari beraneka ragam benda pusaka, alat perang atau benda tajam hingga perlengkapan sehari-hari kerajaan. Syekh Abdul Muhyi, Martabat Tujuh, dan Penegasan Wujudiyah. Rabu, 13 Juli 2022;
1650-1730 Abdul Muhyi, Syeikh Haji Mataram, Lombok, 1071 H/1650 M-Pamijahan, Bantarkalong, Tasikmalaya, Jawa Barat 1151 H/1730 M. Ulama tarekat Syattariah, penyebar agama Islam di Jawa Barat bagian selatan. Karena dipandang sebagai wali, makmnya di Pamijahan di keramatkan orang. Abdul Muhyi datang dari keluarga bangsawan. Ayahnya, Sembah Lebe Warta Kusumah, adalah keturunan raja Galuh Pajajaran. Abdul Muhyi dibesarkan di Ampel, Surabaya, Jawa Timur. Pendidikan agama Islam pertama kali diterimanya dari ayahnya sendiri dan kemudian dari para ulama yang berada di Ampel. Dalam usia 19 tahun, ia berangkat ke Kuala, Aceh, untuk melanjutkan pendidikannya dan berguru pada Syeikh Adur Rauf Singkel, seorang ulama sufi dan guru tarekat Syattariah. Syeikh Abdur Rauf Singkel adalah ulama Aceh yang berupaya mendamaikan ajaran martabat alam tujuh -yang dikenal di Aceh sebagai paham wahdatul wujud atau wujudiyyah panteisme dalam Islam-dengan paham sunah. Meskipun begitu Syeikh Abdur Rauf Singkel tetap menolak paham wujudiyyah yang menganggap adanya penyatuan antara Tuhan dan hamba. Ajaran inilah yang kemudian dibawa Syeikh Abdul Muhyi ke Jawa. Masa studinya di Aceh dihabiskannya dalam tempo enam tahun 1090 H/1669 M-1096 H/1675 M. Setelah itu bersama teman-teman seperguruannya, ia dibawa oleh gurunya ke Baghdad dan kemudian ke Mekah untuk lebih memperdalam ilmu pengetahuan agama dan menunaikan ibadah haji. Setelah menunaikan ibadah haji, Syeikh Haji Abdul Muhyi kembali ke Ampel. Setelah menikah, ia meninggalkan Ampel dan mulai melakukan pengembaraan ke arah barat bersama isteri dan orang tuanya. Mereka kemudian tiba di Darma, termasuk daerah Kuningan, Jawa Barat. Atas permintaan masyarakat muslim setempat, ia menetap di sana selama tujuh tahun 1678-1685 untuk mendidik masyarakat dengan ajaran Islam. Setelah itu ia kembali mengembara dan sampai ke daerah Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat. Ia mentap di Pameungpeuk slama 1 tahun 1685-1686 untuk menyebarkan agama Islam di kalangan penduduk yang ketika itu masih menganut agama Hindu. Pada tahun 1986 ayahnya meninggal dunia dan dimakamkan di kampung Dukuh, di tepi Kali Cikangan. Beberapa hari setelah pemakaman ayahnya, ia melanjutkan pengembaraannya hingga ke daerah Batuwangi. Ia bermukim beberapa waktu di sana atas permintaan masyarakat. Setelah itu ia ke Lebaksiuh, tidak jauh dari Batuwangi. Lagi-lagi atas permintaan masyarakat ia bermukim di sana selama 4 tahun 1686-1690. Pada masa empat tahun itu ia berjasa mengislamkan penduduk yang sebelumnya menganut agama Hindu. Menurut cerita rakyat, keberhasilannya dalam melakukan dakwah Islam terutama karena kekeramatannya yang mampu mengalahkan aliran hitam. Di sini Syeikh Haji Abdul Muhyi mendirikan masjid tempat ia memberikan pengajian untuk mendidik para kader yang dapat membantunya menyebarkan agama Islam lebih jauh ke bagian selatan Jawa Barat. Setelah empat tahun menetap di Lebaksiuh, ia lebih memilih bermukim di dalam gua yang sekarang dikenal sebagai Gua Safar Wadi di Pamijahan, Tasikmalaya, Jawa Barat. Menurut salah satu tradisi lisan, kehadirannya di Gua Safar Wadi itu adalah atas undangan bupati Sukapura yang meminta bantuannya untuk menumpas aji-aji hitam Batara Karang di Pamijahan. Di sana terdapat sebuah gua tempat pertapaan orang-orang yang menuntut aji-aji hitam itu. Syeikh Haji Abdul Muhyi memenangkan pertarungan melawan orang-orang tersebut hingga ia dapat menguasai gua itu. Ia menjadikan gua itu sebagai tempat pemukiman bagi keluarga dan pengikutnya, di samping tempat ia memberikan pengajian agama dan mendidik kader-kader dakhwah Islam. Gua tersebut sangat sesuai baginya dan para pengikutnya untuk melakukan semadi menurut ajaran tarekat Syattariah. Sekarang gua tersebut banyak diziarahi orang sebagai tempat mendapatkan “berkah”. Syeikh Haji Abdul Muhyi juga bertindak sebagai guru agama Islam bagi keluarga bupati Sukapura, bupati Wiradadaha IV, R. Subamanggala. Setelah sekian lama bermukim dan mendidik para santrinya di dalam gua, ia dan para pengikutnya berangkat menyebarkan agama Islam di kampung Bojong sekitar 6 km dari gua, sekarang lebih dikenal sebagai kampung Bengkok sambil sesekali kembali ke Gua Safar Wadi. Sekitar 2 km dari Bojong ia mendirikan perkampungan baru yang disebut kampung Safar Wadi. Di kampung itu ia mendirikan masjid sekarang menjadi kompleks Masjid Agung Pamijahan sebagai tempat beribadah dan pusat pendidikan Islam. Di samping masjid ia mendirikan rumah tinggalnya. Sementara itu, para pengikutnya aktif menyebarkan agama Islam di daerah Jawa Barat bagian selatan. Melalui para pengikutnya, namanya terkenal ke berbagai penjuru jawa Barat. Menurut tradisi lisan, Syeikh Maulana Mansur berulang kali datang ke Pamijahan untuk berdialog dengan Syeikh Haji Abdul Muhyi. Syeikh Maulana Mansur adalah putra Sultan Abdul Fattah Tirtayasa dari kesultanan Banten. Sultan Tirtayasa sendiri adalah keturunan Maulana Hasanuddin, sultan pertama kesultanan Banten yang juga putra dari Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Djati, salah seorang Wali Songo. Berita tentang ketinggian ilmunya itu sampai juga ke telinga sultan Mataram. Sultan kemudian mengundang Syeikh Haji Abdul Muhyi untuk menjadi guru bagi putra-putrinya di istana Mataram. Sultan Mataram Paku Buwono II 1727-1749 ketika itu bahkan menjanjikan akan memberi piagam yang memerdekakan daerah Pamijahan dan menjadikannya daerah “perdikan”, daerah yang dibebaskan dari pembayaran pajak. Undangan sultan Mataram itu tidak pernah dilaksanakannya, karena pada tahun 1151 H 1730 M Syeikh Haji Abdul Muhyi meninggal dunia karena sakit di Pamijahan. Berdasarkan keputusan sultan Mataram itulah, oleh pemerintah kolonial Belanda, melalui keputusan residen Priangan, Pamijahan sejak tahun 1899 dijadikan daerah “pasidkah”, daerah yang dikuasai secara turun temurun dan bebas memungut zakat, pajak, dan pungutan lain untuk keperluan daerah itu sendiri. Makam Syeikh Haji Abdul Muhyi yang terdapat di Pamijahan diurus dan dikuasai oleh keturunannya. Makamnya itu ramai diziarai orang sampai sekarang karena dikeramatkan. Sampai saat ini desa Pamijahan dipimpin oleh seorang khalifah, jabatan yang diwariskan secara turun-temurun, yang juga merangkap sebagai juru kunci makam dan mendapat penghasilan sedekah dari para peziarah. Karya tulis Syeikh Haji Abdul Muhyi yang asli tidak ditemukan lagi. Akan tetapi ajarannya disalin oleh murid-muridnya, di antaranya oleh putra sulungnya sendiri, Syeikh Haji Muhyiddin yang menjadi tokoh tarekat Syattariah sepeninggal ayahnya. Syeikh Haji Muhyiddin menikah dengan seorang putri Cirebon dan lama menetap di Cirebon. Ajaran Syeikh Haji Abdul Muhyi versi Syeikh Haji Muhyiddin ini ditulis dengan huruf pegon Arab Jawi dengan menggunakan bahasa Jawa baru pesisir. Naskah versi Syeikh Haji Muhyiddin itu berjudul Martabat Kang Pitutu Martabat Alam Tujuh dan sekarang terdapat di museum Belanda, dengan nomor katalog LOr. 7465, LOr. 7527, dan LOr. 7705. Ajaran “martabat alam tujuh” ini berawal dari ajaran tasawuf wahdatul wujud kesatuan wujud yang dikembangkan oleh Ibnu Arabi. Tidak begitu jelas kapan ajaran ini pertama kali masuk ke Indonesia. Yang jelas, sebelum Syeikh Haji Abdul Muhyi, beberapa ulama sufi Indonesia sudah ada yang menulis ajaran ini, seperti Hamzah Fansuri, Syamsuddin as-Sumatrani tokoh sufi, w. 1630, dan Abdur Rauf Singkel, dengan variasi masing-masing. Oleh karena itu sangat lemah untuk mengatakan bahwa karya Syeikh Haji Abdul Muhyi yang berjudul Martabat Kang Pitutu ini sebagai karya orsinilnya, tetapi besar kemungkinan berupa saduran dari karya yang sudah terdapat sebelumnya dengan penafsiran tertentu darinya. Menurut ajaran “martabat alam tujuh”, seperti yang tertuang dalam Martabat kang Pitutu, wujud yang hakiki mempunyai tujuh martabat, yaitu 1 Ahadiyyah, hakikat sejati Allah Swt., 2 Wahdah, hakikat Muhammad Saw., 3 Wahidiyyah, hakikat Adam As., 4 alam arwah, hakikat nyawa, 5 alam misal, hakikat segala bentuk, 6 alam ajsam, hakikat tubuh, dan 7 alam insan, hakikat manusia. Kesemuanya bermuara pada yang satu, yaitu Ahadiyyah, Allah Swt. Dalam menjelaskan ketujuh martabat ini Syeikh Haji Abdul Muhyi pertama-tama menggarisbawahi perbedaan antara Tuhan dan hamba, agar -sesuai dengan ajaran Syeikh Abdur Rauf Singkel-orang tidak terjebak pada identiknya alam dengan Tuhan. Ia mengatakan bahwa wujud Tuhan itu qadim azali dan abadi, sementara keadaan hamba adalah muhdas baru. Dari tujuh martabat itu, yang qadim itu meliputi martabat Ahadiyyah, Wahdah, dan Wahidiyyah, semuanya merupakan martabat-martabat “keesaan” Allah Swt. yang tersembunyi dari pengetahuan manusia. Inilah yang disebut sebagai wujudullah. Empat martabat lainnya termasuk dalam apa yang disebut muhdas, yaitu martabat-martabat yang serba mungkin, yang baru terwujud setelah Allah Swt. memfirmankan “kun” jadilah. Selanjutnya melalui martabat tujuh itu Syeikh Haji Abdul Muhyi menjelaskan konsep insan kamil manusia sempurna. Konsep ini merupakan tujuan pencapaian aktivitas sufi yang hanya bisa diraih dengan penyempurnaan martabat manusia agar sedekat-dekatnya “mirip” dengan Allah Swt. Melalui usaha Syeikh Haji Muhyiddin, ajaran martabat tujuh yang dikembangkan Syeikh Abdul Muhyi tersebar luas di Jawa pada abad ke-18.*** Suplemen Ensiklopedi Islam Jilid I, Jakarta Ichtiar Baru van Hoeve, cet-9, 2003, hal. 5-8. Filed under Tokoh
NamaSyekh Abdul Muhyi tak asing lagi bagi para warga di Pamijahan, Tasikmalaya karena sosoknya diyakini sebagai salah seorang wali Allah yang memiliki segudang karomah. Ayahnya, Sembah Lebe Warta
Views Syekh Abdul Muhyi merupakan ulama penyangga Sukapura. Beliau adalah putra keluarga bangsawan. Ayahnya, Sembah Lebe Warta Kusumah, adalah keturunan raja Galuh Padjadjaran. Setelah mengembara ke banyak tempat, Syekh Abdul Muhyi bermukim di dalam gua yang sekarang dikenal sebagai Gua Safarwadi, Pamijahan, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Di masanya, perkembangan Islam berlangsung sangat pesat. Pamijahan menjadi kabuyutan yang menebarkan spiritualitas Islami bagi pemerintahan Sukapura. Ada beberapa hal yang membuatnya berhasil menyebarkan dakwah di wilayah Priangan. Pertama, memiliki jaringan luas meliputi Cirebon-Aceh-Makasar-Solo-Jawa Timur-Trengganu yang membuat namanya menjadi harum. Kedua, Syekh Abdul Muhyi adalah ulama sineger tengah moderat yang independen terhadap kekuasaan. Ketiga, Syekh Abdul Muhyi adalah ulama yang akomodatif dengan budaya lokal. Sejauh ini belum muncul riwayat adanya perlawanan dari masyarakat sekitar desa Karang atas dakwahnya. Keempat, beliau ulama patriotik antipenjajahan Belanda. Hubungan umara Wiradadaha III dengan ulama Syekh Abdul Muhyi terjalin saling menghargai ilmu dan peran masing-masing. Syekh Abdul Muhyi tidak pernah mengintervensi pengaturan kenegaraan, sebaliknya Dalem Sawidak tidak pernah mengintervensi urusan agama. Sebagai pernghormatan, Dalem Sawidak menempatkan seorang puteranya, Subamanggala, untuk belajar di Pamijahan. Subamanggala kemudian menggantikan ayahnya sebagai bupati dengan gelar Wiradadaha IV atau Dalem Pamijahan 1723-1745. Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Pusakaditempatkan di rak yang digantung dan ditutupi dengan tirai kain. Tampak seorang kuncen sedang duduk, yang pada waktu itu seorang perempuan. Pintu gerbang ke Makam Syekh Abdul Muhyi di Pamijahan Bagi orang yang tinggal di Tasikmalaya, nama Syekh Abdul Muhyi dikenal sebagai wa Nyangku 2011. Beranda; Peta Panjalu;
AssalamualaikumWarohmatullahi Wabatokattu.Selamat datang di channel youtube lentera senja. Ini adalah channel youtube yang kami buat dengan sengaja yang ber
gRQyGU. axol3uarfm.pages.dev/83axol3uarfm.pages.dev/89axol3uarfm.pages.dev/329axol3uarfm.pages.dev/366axol3uarfm.pages.dev/80axol3uarfm.pages.dev/169axol3uarfm.pages.dev/249axol3uarfm.pages.dev/349axol3uarfm.pages.dev/252
pusaka syekh abdul muhyi